Perkembangan
pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dilihat dari jumlah
wisatawan mancanegara yang mengunjungi indonesia semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Sektor pariwisata di indonesia telah menjadi salah satu program
prioritas pemerintah yang harus ditingkatkan karena pariwisata akan membawa
dampak yang signifikan terhadap perekonomian. Pada saat ini dapat dirasakan
bahwa perkembangan pariwisata membawa dampak yang manis terhadap perkembangan
perekonomian indonesia. Dari sektor pariwisata indonesia telah berkontribusi
sebanyak 4 % dari total perekonomian. Pada tahun 2019 pemerintah menargetkan
sekitar 8 % pertumbuhanya, sehingga pemerintah menentukan target kunjungan
wisatawan sebanyak 20 juta wisatawan asing. Bagi kalangan akademisi pariwisata
mungkin target yang di tetapkan pemerintah sangat tidak masuk akal karena angka
tersebut terlalu besar dan pemeintah tidak mempertimbangkan akan dampak
terhadap kelestarian lingkungan. Berikut merupakan tabel kunjungan wisatawan
mancanegara:
Tahun
|
Total kunjungan
wisatawan
|
2013
|
8.802.129
|
2014
|
9.943.541
|
2015
|
9.729.350
|
sumber : BPS, 2015
Pemerintah melalalui kementerian
pariwisata pada tahun 2016 menetapkan 10 destinasi prioritas yang akan menjadi
fokus perkembangan pariwisata di indonesia yang diharapakan dapat menampung
sekitar 12 juta wisatawan mancanegara dengan perolehan devisa sebesar Rp 172 triliun.
Destinasi wisata tersebut diantaranya adalah Danau Toba, Kepulauan Seribu,
Tanjung klayang, Pantai Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo Tengger Sumeru,
Labuhan Bajo, Mendalika, Pulau Morotai, dan wakatobi. Selain itu dalam
menunjang perkembangan pariwisata pemerintah menetapkan kebijakan bebas visa
terhadap 169 Negara di dunia. Hal ini diharapkan dapat menunjang kunjungan
wisatawan mancanegara.
Banyak program – program pemerintah
yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian namun tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa dampak dari adanya pariwisata akan sangat terasa terhadap keasrian
lingkungan, dengan meningkatnya kunjungan pariwisata tentunya lingkungan akan
semakin berkurang kualitasnya. Salah satu contohnya adalah perkembangan
pariwisata di Cina mengalami peningkatan yang signifikan pada beberapa tahun
terakhir setelah tahun 2000. Pada tahun 2009 jumlah wisatawan di Cina mencapai
126 juta wisatawan 70,3 kali lipat lebih besar dari tahun 1978 dengan total
penerimaan sebesar US$ 39,7 juta. hal
tersebut merupakan dampak positif terhadap pertumbuhan pariwisata, namun disisi
lain dampak negatifnya adalah pariwisata berdampak terhadap lingkunagan biofik
(seperti kualitas air, kualitas tanah, flora dan fauna) dan lingkunga sosial
budaya masyarakat setempat (Linzheng Zhong 2011).
Di Indonesia salah satu contoh
dampak pariwisata yang bisa dikatakan menjadi bomerang adalah pada destinasi
wisata Goa Pindul. Beberapa tahun yang lalu, kejadian yang mengingatkan bahwa
pariwisata memang menjadi cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, namun
apabila tidak di kelola dengan baik akan menimbulkan konflik yang
berkepanjangan. Destinasi wisata goa pindul menjadi perebutan banyak pihak,
banyak orang-orang yang memiliki kepentingan memperebutkan Goa Pindul. pada
puncaknya terjadinya sengketa pengelolaan destinasi wisata Goa Pindul. Kemudian
masalah tersebut diselesaikan oleh PEMKAB Gunung kidul, sehingga tidak
terdengar lagi beritanya. Dalam hal ini pemerintah harus mengawasi perkembangan
pariwisata di daerah-daerahnya karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi
kasus yang sama pada destinasi –destinasi wisata lain di Indonesia.
Selain Konflik antar pengelola,
sebenarnya ada masalah baru baru yang timbul dari perkembangan pariwisata. Masalah
ini adalah dampak adanya pariwisata terhadap lingkungan sekitar, misal seperti Goa
Pindul. Daya dukung kawasan pada destinasi wisata ini kurang diperhatikan,
sehingga akan berdampak pada menurunya kualitas air, stalaktit dan stalakmit
yang menjadi daya tarik goa semakin lama mengalami kerusakan atau mati. Dalam
hal ini perlu adanya kajian yang mendalam tentang dampak pariwisata terhadap
lingkungan biosfik yang ada pada destinasi wisata Goa Pindul. Jumlah wisatawan
yang mengunjungi goa pindul perharinya sekitar 3000 wisatawan bahkan pada saat
weekend atau libur nasional mencapai 15.000 wisatawan (kompas, 2015).
Dalam penelitian yang dilakukan
oleh joko waluyo (2013) tentang dampak pariwisata, mengatakan bahwa pariwisata
merupakan industri yang prospeknya sangat cerah dan memiki peluang yang sangat
besar untuk dikembangkan. Namun terdapat dampak negatif yang perlu diperhatikan
seperti dampak pariwisata terhadap lingkungan biosfik dan sosial budaya
masyarakat. Selain itu penetiltian dilakukan oleh Renna Lestyon (2011) tentang
dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan fisik pesisir pantai pengandaran,
hasil dari penelitian tersebut terdapat dampak pariwisata terhadap lingkungan
diantaranya adalah banyaknya sampah yang berserakan, berkurangnya kualitas air
bersih akibat pencemaran limbah hotel yang dibuang ke aliran drainase, kondisi
terumbu karang sangat buruk dan fauna yang terdapat pada kawasan wisata ini
dapat dikatakan buruk, karena hilangnya banyak jenis mamalia, burung dan ikan,
secara tidak langsung disebabkan oleh perkembangan pariwisata.
Dengan demikian perkembangan pariwisata akan berdampak positif maupun negatif.
Dengan menerapkan konsep pengelolaan pariwisata berkelanjutan, akan
meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif dari adanya
pariwisata. pariwisata di indonesia yang tergolong dalam pariwisata alam
relatif lebih rentan dibandingkan dengan bentuk pariwisata lainya. Maka dalam
memanfaatkan atraksi wisata diperhitungkan daya dukungnya. kawasan wisata alam
yang melewati batas dari daya dukungnya tidak akan menarik lagi untuk
dikunjungi ( Fandeli, 2002).
No comments:
Post a Comment