Berawal
dari kegiatan dan aktifitas KKN yang membuatku pusing dan stres sehingga rasa
inginku untuk keluar dari rutinitas, itulah yang membuatku termotivasi untuk
melakukan perjalanan sendirian ala backpakeran.
Pagi
yang cerah dengan senyum mentari seakan- akan menyambutku untuk menemani
perjalanan menuju kawah ijen yang berada di banyuwangi. Kawah ijen merupakan
danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak gunung ijen dengan
ketinggian 2368 mdpl dengan kedalaman 200 m dan luas 5466 hektar, kawah ijen
berada di Taman Wisata Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Selain kawah, di
sekitar belerang yang mengalir juga terdapat blue fire yang konon katanya cuma
ada 2 didunia salah satunya di indonesia.
Sebuah
pengalaman dari suatu perjalanan dan waktu demi waktu yang kulewati selalu
kuperhatikan dan kupelajari. Semua perasaan muncul seketika, sedih, senang,
galau dan tak karuan selalu menyelimuti dalam setiap langkah. Pada malam hari
itu adalah malam tahun baru yang sangat berkesan dan mungkin tak terlupakan.
Ketika waktu menunjukan pukul 00.00 WIB suara petasan dan kembang api yang
menghiasi malam itu seperti bintang yang bertebaran dilangit sehingga membuat
semua orang yang berada di pos poltuding tepatnya di lapangan bumi perkemahan
menikmatinya dan tak terasa 2 jam sudah berada di pos poltuding. Sekitar pukul
02.00 aku bersiap berjalanan menuju kawah ijen yang konon katanya sangat
menarik. Setelah mempersiapkan semuanya mulailah kaki melangkah menuju kawah
ijen. Perjalanan kurang lebih 2 jam, dalam setiap langkah kudaki rasa capek
hilang karena motivasiku yang ingin melihat indahnya kawah ijen dan pemandangan
disekitaran gunung ijen.
Aku
berhenti sejenak dalam perjalanan melihat jalur pendakian yang ramai dengan
wisatawan, ratusan bahkan ribuan orang yang mendaki gunung ijen sehingga tidak
lagi memperhatikan aspek lingkungan akan keasrian gunung tersebut. Rasa senang
karena sangat ramai wisatawan sehingga banyak teman berjalan, namun rasa sedih
itu juga muncul ketika ramainya pengunjung berdampak terhadap lingkungan di
sekitar kawasan tersebut. Aku hanya beranggapan ini hanya tahun baru saja dapat
seramai ini, mudahan – mudahan pengelola selalu dapat menjaga dan melestarikan
kawasan wisata ini sehingga dapat dinikmati secara berkelanjutan. kemudian melanjutkan perjalanan bersama ratusan pendaki lainya.
Kaki
ini berhenti sesaat sampainya di puncak gunung ijen, terlihat birunya kawah dan
pemandangan pegunungan luas yang sangat indah, dalam hatiku berkata inilah
secuil mimpiku yang telah tercapai di puncak gunung ijen dan masih banyak mimpi
– mimpi lain yang belum tercapai.
Setelah
menikmati indahnya alam di gunung ijen kaki pun melangkah untuk turun. Dalam
perjalanan terlihat sosok dengan badan setengah baya dan berjalan cepat dengan
membawa belerang yang dipikul dipundaknya. Beliau adalah masyarakat sekitar
yang bekerja menambang belerang. Berat belerang yang mereka bawa rata-rata
seberat 70 kg. Selain memikul belerang mereka juga membuat suvenir yang mereka
cetak dari belerang yang cair kemudian di jual untuk wisatawan. Jadi bagi
wisatawan yang berkunjung alangkah baiknya jika membeli souvenir tersebut untuk
menambah pendapatan mereka. Setiap hari mereka selalu memikul belerang untuk
ditimbang di pos dan dibawa ke truk –truk yang sudah parkir untuk membawa
belerang tersebut.
Setelah
melewati kurang lebih satu setengah jam, sampailah di pos poltuding dimana pos
pertama pendakian gunung ijen. Banyak teman – teman baru saya jumpai disana,
bercerita dan bertukar pengalaman dengan orang baru membuatku lebih bisa
menghargai sesama dan sadar akan kekuasaan tuhan yang sangat luar biasa.
warga masyarakat memikul beler |
No comments:
Post a Comment