Saturday, April 3, 2021

Kerangka Konseptual Destinasi ( Douglas G. Pearce)

Destinasi merupakan dasar dari banyak penelitian dalam bidang pariwisata sehingga perlu adanya penyusunan kerangka kerja pada destinasi wisata. Konsep dan kerangka destinasi tidak hanya untuk penelitian-penelitian melainkan juga untuk masalah-masalah praktek seperti pengelolaan destinasi dan pemasaran/marketing. Mengembangkan konsep destinasi ke arah kerangka kerja konseptual destinasi yang integratif dapat diidentifikasi ke dalam lima elemen kunci pokok yang diatur dengan penggunaan konsep dan menganalisis destinasi diantaranya adalah Industrial districts, clusters, jaringan, sistem, dan kontruksi sosial. Serangkaian unsur-unsur yang telah diidentifikasi secara berkala, di kelompokan dalam tiga dimensi utama geographic, cara produksi, dan dinamis yang disajikan ke dalam kerangka kerja integrative awal.

            Hal yang melatarbelakangi konsep kerangka kerja destinasi dalam penelitian ini bahwa peneliti mencoba mengembangkan konsep yang lebih kuat dengan referensi yang lebih luas berdasarkan konsep teori di luar wilayah pariwisata seperti kelompok-kelompok dan daerah industri. Konseptual destinasi ini akan mempengaruhi masalah-masalah yang di jelaskan, bentuk rancangan penelitian dan metodologi, dan mempengaruhi penemuan yang di interpretasi. Sifat dan ruang lingkup konsep yang digunakan kemungkinan menentukan focus pada pengelolaan, siapa dan apa yang di kelola, di mana prioritas pengelolaan yang berbeda dan dimana solusi yang mungkin di temukan. hasil dari analisis ini di sajikan mengikuti bagian dari masing-masing konsep pokok yang telah dibentuk, kemudian unsur-unsur kunci didiskusikan sebelum kerangka kerja yang integrative di presentasikan.

Wilayah industri

Konseptual destinasi-destinasi yang dikembangkan dalam penelitian ini diantaranya adalah wilayah industri. Ide-ide yang mendasari tentang wilayah industri berasal dari karya abad ke- 19 ekonom inggris Alfred marshall yang mengidentifikasi eksternal ekonomi konsentrasi industri  tertentu di daerah tertentu dengan ketersediaan tenaga kerja yang terampil, mendukung pertumbuhan perdagangan, dan hubungan antara perusahaan khusus. Peneliti pariwisata menyarankan kesamaan antara wilayah industri dan pariwisata yang mudah diidentifikasi pada penekanan yang saling ketergantungan yang pada umumnya perusahaan kecil dan menengah yang terkonsentrasi di wilayah tertentu.

Kluster

Pada dasarnya manfaat umum kluster terutama untuk inovasi dan menganggap mereka sebagai pembangunan dan merangsang daya saing. Peneliti pariwisata juga dapat menggunakan kelompok atribut kluster untuk mendiagnosis keadaan tujuan tertentu dan membuat rekomendasi kebijakan. Umumnya atribut yang termasuk dalam kluster adalah konsentrasi geografis saling ketergantungan dan saling melengkapi.

Jaringan

Analisis jaringan secara luas saat ini digunakan pada bidang-bidang seperti matematika, analisis jaringan sosial, analisis jaringan kebijakan, dan manajemen yang diterapkan pada pariwisata. Dalam perspektif pariwisata yang mengadopsi jaringan, peneliti secara explisit mengakui pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan dan penting untuk memahami hubungan diantara mereka, terutama memberikan pengalaman wisata.

Sistem

Sistem merupakan istilah yang digunakan dengan berbagai tingkat ketegasan, namun dianggap sebagai kelompok yang saling berkaitan, saling tergantung dan berinteraksi bersama-sama membentuk struktur fungsional. Sistem dalam pariwisata ada ketika semua sumber daya yang terlibat dalam kegiatan pariwisata yang saling dihubungkan oleh hubungan yang lebih kuat dibandingkan dengan lainnya yang memiliki tujuan ekonomi berbeda. Dalam sistem yang berhubungan dengan pariwisata di fokuskan dalam dua variabel yaitu, (1) Tingkat saling ketergantungan antara sistem pemangku kepentingan sebagaimana ditentukan oleh hubungan yang padat, dan tingkat saling percaya. (2) tingkat sentralisasi pemerintahan system fungsi yang dipengaruhi oleh pengakuan pemerintah, tingkat strategi formalisasi, dan tingkat sentralitas Organisasi.

Konstruksi Sosial

Peneliti memiliki tujuan yang digambarkan sebagai konstruksi sosial. Konstruksi sosial sebagai prinsip bahwa fenomena sosial dan budaya dan individu diproduksi dan direproduksi melaui historis dan interaksi budaya dan aktivitas manusia dalam masyarakat. Landscapes budaya pariwisata sebagai konstruksi sosial yang berpengaruh dengan perubahan pola interpretasi sosial dan komunikasi terkait dengan kemajuan pariwisata yang didasarkan pada pengalaman hidup dan lokal ekonomi.

Pengembangan kerangka yang integrative membutuhkan factor kunci yang harus diidentifikasi dan hubungan antara mereka yang ditetapkan. Dalam review sistematis ini, dari fitur kunci masing-masing lima konsep artikulasi asli. Selanjutnya unsur-unsur yang berkala atau atribut yang di identifikasi yang mungkin di kelompokan dalam tiga dimensi utama yaitu, geografis, cara produksi dan dinamis. Meskipun lima konsep ulasan saling ketergantungan, kebutuhan untuk kerjasama, mereka juga cenderung menekankan faktor yang berbeda dan menyoroti isu-isu manajemen tertentu dengan hasil yang tidak bersifat komprehensif. Kerangka konseptual yang disajikan dalam penelitian ini merupakan jauh lebih konseptualisasi explisit dan komprehensif dan memberikan kontribusi untuk mengisi kesenjangan dalam literatur. Secara khusus, review dan pengembangan kerangka telah menarik perhatian melihat cara produksi, perpektif studi individu, namun satu yang muncul lebih menonjol di sini, karena tinjauan sistematis beberapa konsep.

Kerangka Konseptual Destinasi ( Douglas G. Pearce)

Destinasi merupakan dasar dari banyak penelitian dalam bidang pariwisata sehingga perlu adanya penyusunan kerangka kerja pada destinasi wisa...