Destinasi merupakan dasar dari banyak penelitian dalam bidang pariwisata sehingga perlu adanya penyusunan kerangka kerja pada destinasi wisata. Konsep dan kerangka destinasi tidak hanya untuk penelitian-penelitian melainkan juga untuk masalah-masalah praktek seperti pengelolaan destinasi dan pemasaran/marketing. Mengembangkan konsep destinasi ke arah kerangka kerja konseptual destinasi yang integratif dapat diidentifikasi ke dalam lima elemen kunci pokok yang diatur dengan penggunaan konsep dan menganalisis destinasi diantaranya adalah Industrial districts, clusters, jaringan, sistem, dan kontruksi sosial. Serangkaian unsur-unsur yang telah diidentifikasi secara berkala, di kelompokan dalam tiga dimensi utama geographic, cara produksi, dan dinamis yang disajikan ke dalam kerangka kerja integrative awal.
Hal
yang melatarbelakangi konsep kerangka kerja destinasi dalam penelitian ini
bahwa peneliti mencoba mengembangkan konsep yang lebih kuat dengan referensi
yang lebih luas berdasarkan konsep teori di luar wilayah pariwisata seperti
kelompok-kelompok dan daerah industri. Konseptual destinasi ini akan
mempengaruhi masalah-masalah yang di jelaskan, bentuk rancangan penelitian dan
metodologi, dan mempengaruhi penemuan yang di interpretasi. Sifat dan ruang
lingkup konsep yang digunakan kemungkinan menentukan focus pada pengelolaan,
siapa dan apa yang di kelola, di mana prioritas pengelolaan yang berbeda dan
dimana solusi yang mungkin di temukan. hasil dari analisis ini di sajikan
mengikuti bagian dari masing-masing konsep pokok yang telah dibentuk, kemudian
unsur-unsur kunci didiskusikan sebelum kerangka kerja yang integrative di
presentasikan.
Wilayah
industri
Konseptual
destinasi-destinasi yang dikembangkan dalam penelitian ini diantaranya adalah
wilayah industri. Ide-ide yang mendasari tentang wilayah industri berasal dari
karya abad ke- 19 ekonom inggris Alfred marshall yang mengidentifikasi
eksternal ekonomi konsentrasi industri
tertentu di daerah tertentu dengan ketersediaan tenaga kerja yang
terampil, mendukung pertumbuhan perdagangan, dan hubungan antara perusahaan
khusus. Peneliti pariwisata menyarankan kesamaan antara wilayah industri dan
pariwisata yang mudah diidentifikasi pada penekanan yang saling ketergantungan
yang pada umumnya perusahaan kecil dan menengah yang terkonsentrasi di wilayah
tertentu.
Kluster
Pada dasarnya manfaat
umum kluster terutama untuk inovasi dan menganggap mereka sebagai pembangunan
dan merangsang daya saing. Peneliti pariwisata juga dapat menggunakan kelompok
atribut kluster untuk mendiagnosis keadaan tujuan tertentu dan membuat
rekomendasi kebijakan. Umumnya atribut yang termasuk dalam kluster adalah
konsentrasi geografis saling ketergantungan dan saling melengkapi.
Jaringan
Analisis jaringan secara
luas saat ini digunakan pada bidang-bidang seperti matematika, analisis
jaringan sosial, analisis jaringan kebijakan, dan manajemen yang diterapkan
pada pariwisata. Dalam perspektif pariwisata yang mengadopsi jaringan, peneliti
secara explisit mengakui pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan
dan penting untuk memahami hubungan diantara mereka, terutama memberikan
pengalaman wisata.
Sistem
Sistem merupakan istilah
yang digunakan dengan berbagai tingkat ketegasan, namun dianggap sebagai
kelompok yang saling berkaitan, saling tergantung dan berinteraksi bersama-sama
membentuk struktur fungsional. Sistem dalam pariwisata ada ketika semua sumber
daya yang terlibat dalam kegiatan pariwisata yang saling dihubungkan oleh
hubungan yang lebih kuat dibandingkan dengan lainnya yang memiliki tujuan
ekonomi berbeda. Dalam sistem yang berhubungan dengan pariwisata di fokuskan
dalam dua variabel yaitu, (1) Tingkat saling ketergantungan antara sistem
pemangku kepentingan sebagaimana ditentukan oleh hubungan yang padat, dan
tingkat saling percaya. (2) tingkat sentralisasi pemerintahan system fungsi
yang dipengaruhi oleh pengakuan pemerintah, tingkat strategi formalisasi, dan
tingkat sentralitas Organisasi.
Konstruksi
Sosial
Peneliti memiliki tujuan
yang digambarkan sebagai konstruksi sosial. Konstruksi sosial sebagai prinsip
bahwa fenomena sosial dan budaya dan individu diproduksi dan direproduksi
melaui historis dan interaksi budaya dan aktivitas manusia dalam masyarakat.
Landscapes budaya pariwisata sebagai konstruksi sosial yang berpengaruh dengan
perubahan pola interpretasi sosial dan komunikasi terkait dengan kemajuan
pariwisata yang didasarkan pada pengalaman hidup dan lokal ekonomi.
Pengembangan
kerangka yang integrative membutuhkan factor kunci yang harus diidentifikasi
dan hubungan antara mereka yang ditetapkan. Dalam review sistematis ini, dari
fitur kunci masing-masing lima konsep artikulasi asli. Selanjutnya unsur-unsur
yang berkala atau atribut yang di identifikasi yang mungkin di kelompokan dalam
tiga dimensi utama yaitu, geografis, cara produksi dan dinamis. Meskipun lima
konsep ulasan saling ketergantungan, kebutuhan untuk kerjasama, mereka juga
cenderung menekankan faktor yang berbeda dan menyoroti isu-isu manajemen
tertentu dengan hasil yang tidak bersifat komprehensif. Kerangka konseptual
yang disajikan dalam penelitian ini merupakan jauh lebih konseptualisasi
explisit dan komprehensif dan memberikan kontribusi untuk mengisi kesenjangan
dalam literatur. Secara khusus, review dan pengembangan kerangka telah menarik
perhatian melihat cara produksi, perpektif studi individu, namun satu yang
muncul lebih menonjol di sini, karena tinjauan sistematis beberapa konsep.